Personal blog. Keep to be a silent reader. No bullying !

Tuesday 17 November 2015
Berlangganan

Catatan Proses: Hijab Gaul vs Hijab Syar'i

Fenomena Hijab Syar’i 2015 sekarang bukan lagi menjadi hal yang tabu. Banyak perempuan bahkan Artis-artis yang memakai Jilbab Gede.

Dua tahun yang lalu sebagian orang-orang terdekat bahkan hampir seluruh dari mereka mengatakan ada perubahan  dalam diri saya. Iya, perubahan diri secara penampilan yang sekarang selalu memakai Rok, berkaos-kaki, dan lebih tertutup. Saya menamainya sebagai “Proses”. Yap! untuk menjadi pribadi yang baik itu butuh dan perlu proses yg tentu saja tidak mudah. Saya bocorkan satu rahasia penting kenapa saya “berbeda” dari saya yang terdahulu.  Seperti ini ceritanya

Kami para Menteri Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (BEM Unsoed) Kabinet Pelopor Berkarya hampir setiap bulannya kami rutin untuk Rapat Pimpinan (Rapim) atau bahkan setiap minggu apabila dibutuhkan untuk inspeksi-inspeksi yg mendadak. Nah, berawal dari rapim.  Setiap rapim, yang paling cantik diantara kami berduabelas adalah hanya saya dan Annisa Fajar Utami alias Afu. Ya tentu saja hanya kami berdua, wong menteri perempuan hanya 2 thok hehe. Saya ingin menceritakan terlebuh dahulu siapa Afu.

Afu adalah mahasiswi Biologi 2010. Di tahun 2011 kami partner di BEM Kabinet SINERGIS. Jadi, saya mengenal Afu sudah hampir 3 tahun yang lalu. Kemudian ternyata kita di pertemukan kembali di lembaga yg sama namun berbeda Kabinet, yap ! Kabinet Pelopor Berkarya. Afu adalah wanita yang saya kagumi. Dengan wawasan yg luas, cerdas dan lugas. Berparas cantik, berpenampilan ayu dan anggun, sangat menawan. Setiap kali rapim, yang selalu saya bandingkan selalu mengenai penampilan saya dan penampilan Afu. Afu yang anggun memakai Rok, kaos-kaki, jilbab yang menutupi dada. Sedangkan saya? Jeans ketat, baju yang eye-catching, hijab modern. See, semua orang bisa melihat dengan mata telanjang perbedaan antara Ahli Syurga dan Ahli Neraka bukan ? :)
 

Sejak saat itu saya mulai malu. Betapa berlebihannya penampilan saya saat itu. Karena setiap rapim saya selalu berfikir keras, akhirnya saya mencoba membeli rok dan memakainya. Dalam hati “ternyata saya cantik kok pakai rok, lebih anggun, lebih perempuan, dan lebih nyaman”. Eh tapi kok rasanya sedikit aneh jika memakai rok dan betis kelihatan kemana-mana? Jadilah saya memakai legging/celana dalam rok. Hmm semakin nyaman, pikir saya. Eh eh tapi kok ini rasanya semakin aneh ya pakai rok tapi kok kaki saya kelihatan? Mungkin kalau pakai kaos-kaki lebih enak kali ya,  dalam hati. Dan jadilah saya dengan penampilan baru. Penampilan yang Allah anjurkan dan bonusnya adalah saya sangat nyaman berpenampilan seperti ini. Simpel bukan proses perubahan saya ? :)

Selain karena Allah SWT, semuanya berkat Afu dan teman-teman di BEM yang sangat mendukung saya untuk ber’proses’. Dan Ya Allah terimakasih Engkau telah pertemukan dengan orang-orang hebat-Mu. Jika tidak karena ini, entah kapan hidayah seperti ini akan datang pada saya. Terimakasih untuk semua pihak yang menginspirasi.

Pada dasarnya perempuan baik itu banyak, tapi perempuan yang baik-baik yang sangat tidak banyak. Saya adalah seorang perempuan yang masih jauh dari kata baik, masih jauh dari kata sholeha, tapi saya sedang mencoba dan belajar menjadi pribadi yang baik-baik, menjadi perempuan yang ber-akhlakulkarimah. Meski jujur, ini sangat sulit tapi apalah arti “Saya” jika tanpa hidayah dari Allah. Semua kembali lagi karena Allah, karena melalui orang-orang inilah Allah memberikan hadiah sebuah hidayah kepada saya. Masya Allah..

Penutup, seseorang pernah mengatakan kepada saya bahwa “ukhti atau akhi bukan parameter kesolehan seseorang”.
Terima kasih. Semoga catatan proses ini bisa menjadi inspirasi.

Sumber gambar: instagram @hijabographic