Personal blog. Keep to be a silent reader. No bullying !

Tuesday 5 January 2016
Berlangganan

Mungkin Kita Belum Jodoh

Rezeki, maut, dan jodoh seluruhnya adalah hak Allah yang mana semua hal tersebut telah di tetapkan di Lauhul Mahfudz.
Sejauh apapun kaki melangkah, sebanyak apapun usaha dilakukan, jika belum berjodoh apalah arti semua itu.
Manusia hanya bisa berencana, berusaha dengan cara terus berikhtiar. Ikhtiar diwajibkan untuk seseorang yang ingin ditemukan dengan "jodohnya".
Ingat, jodoh bukan berarti selalu melulu soal pasangan hidup.

Harusnya, jika ia orang yang beriman maka ia bukan termasuk golongan yang berputus asa. Akan tetapi, sejatinya manusia hanyalah manusia. Manusia yang tidak akan pernah sempurna, manusia yang tidak akan pernah puas atas pencapaian-pencapaiannya.
Kadang, kita sering meminta dengan cara berdo'a untuk memenuhi segala keinginan-keinginan yang baik menurut diri kita akan tetapi belum tentu baik menurut Allah.
Allah memberikan sesuatu sesuai kebutuhan kita bukan sesuai dengan keinginan kita.

Sampai saat ini Allah selalu memberikan apa yang sudah saya inginkan. Mulai dari sekolah di tempat favorit sewaktu SMP (Sekolah Menengah Pertama). Tiga tahun kemudian Allah memberikan saya sekolah SMA (Sekolah Menengah Atas) yang tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan. Tapi dibalik ketidakinginan itu, Allah memberikan apa yang saya butuhkan. Teman, sahabat, dan guru-guru yang sangat care dengan saya sampai saya masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Allah baik pada saya.

Selama kuliah (meski tidak sesuai dengan passion saya), tapi saya beruntung dipertemukan dengan kawan-kawan, dosen-dosen dan lingkungan yang baik untuk saya. Meski saya tidak sejenius seperti teman-teman, tapi saya diberikan suatu kesempatan untuk penempaan diri di organisasi yang membuat saya seperti sekarang. Pengalaman-pengalaman yang mungkin tidak semuanya teman-teman bisa dapatkan. Semua Allah berikan kepada saya.

Sekarang, setelah enam bulan lulus dari kuliah, setelah lamanya dirumah menunggu deringan telefon dari perusahaan-perusahaan yang diidamkan, setelah melancong kesana-kemari untu tes kerja, Allah memberikan waktu untuk saya agar belajar bagaimana menjadi orang beriman dengan kesabaran.
Putus asa, rasa malu, rasa minder, dan segala sesuatu yang negatif saya rasakan sampai jatuh sakit terus menerus.
Sesuatu rasa yang wajar untuk setiap pengangguran yang seperti saya. Merasa tidak berguna, merasa tidak membanggakan, merasa dikucilkan.

Ada yang sering lupa dengan kekuatan "kalau jodoh mah gak kemana". Kolot, tapi memang kata-kata itu yang cocok saat ini.
Ada pekerjaan tapi kalau memang bukan rezeki, ya tidak akan pernah didapat meskipun pekerjaan itu sedang saya lakukan. Lagi dan lagi, ia bukan jodoh rezeki saya.

Sekarang, hal yang saya lakukan selain ikhtiar adalah saya selalu berdo'a.
Berdo'a tidak untuk meminta agar pekerjaan yang saya inginkan segera didatangkan.
Saya berdo'a agar saya dan keluarga selalu diberi kesabaran yang lebih dan lebih lagi.
Kesabaran untuk menunggu rezeki, kesabaran untuk mengerti makna "Rezeki sudah diatur".
Saya beriman.
Saya percaya dengan takdir Allah tentang rezeki, maut, dan jodoh semuanya sudah ada untuk saya. Hanya tinggal menunggu kapan Allah memberikan waktu yang indah.

Ya, bukan hanya untuk menghibur diri, tapi percaya akan Allah adalah hal yang terbaik untuk saya saat ini.
Semoga untuk Sarjana-sarjana yang belum bekerja sama seperti saya, selalu dilapangkan dada dan diberi kesabaran yang banyak.
Karena Allah tidak akan pernah menukar takdir.

Do'akan saya untuk terus bersabar tanpa mengeluh ya.
Do'akan saya dikasih yang terbaik baik rezeki ataupun jodoh.
Aamiin..

gamabar: google.com