Personal blog. Keep to be a silent reader. No bullying !

Monday 29 June 2015
Berlangganan

Memanusiakan Manusia


"Kenanglah aku seperti orang asing yang mengenang negaranya"

Tuhan menciptakan banyak kalimat Antonim rupanya. Muda-tua, pendek-tinggi, cantik-jelek, pria-wanita, dan pertemuan-perpisahan.
Pertemuan selalu berhak dengan perpisahan. Perpisahan pun punya hak untuk bertemu kembali dengan sebuah pertemuan. Hidup adalah tentang pertemuan dan perpisahan, bukan tentang siapa yang meninggalkan dan siapa yang ditinggalkan. Tapi tentang seberapa banyak orang yang mencintai dan menyayangi kita selama kita hidup menjadi manusia.
Hidup dan bernafas belum cukup dikategorikan sebagai manusia yang bahagia. Hidup, bernafas, dicintai, adalah contoh dari sebaik-baiknya manusia, manusia bahagia.
“Pril kangen gue Pril. Dan gue yakin banyak banget yang kangen sama lo Pril.  Gue juga gak nyangka banyak yang syaang sama sama lo Pril. Berarti selama 23 tahun, lo berhasil menjadi manusia Pril. Haha”
Hari itu adalah hari perpisahanku yang ke-tujuh-hari dengan teman-temanku, juga dengan Kota Satriaku, Purwokerto. Dimana pada hari itu aku memang berhak untuk menjadi manusia yang bahagia. Bukan bahagia karena banyak dicintai atau banyak yang merindukan. Melainkan, aku bahagia karena ternyata aku sudah menjadi manusia yang benar-benar memanusiakan manusia.
Pada hari itu juga aku benar-benar baru sadar bahwa manusia yang sebenarnya adalah manusia yang bisa menghargai sesamanya, manusia yang saling membantu, manusia yang saling mengasihi.
Terimakasih untuk seluruh manusia yang telah memanusiakan aku sebagai manusia yang selalu dicintai, selalu dikasihi, dan selalu disayangi sehingga aku pun dapat membalas dengan memanusiakan manusia yang ada disekelilingku.
Dan sangat sadar, bahwa cinta yang indah bukan didapatkan dari satu orang saja, melainkan cinta yang datangnya dari banyak orang. Cinta dari keluarga, sahabat, dan guru.

A lot of love,
Manusia Bahagia