Sumber gambar: tumblr.com |
Sepertinya kali ini saya wajib banget untuk
membahas tentang pertanyaan fenomenal sepanjang masa, sepanjang perjalanan
per-single-an, pertanyaan yang akan selalu ditanya-tanya saat lebaran dan sesaat
setelah lulus kuliah: “KAPAN NIKAH?”. Saya
bahas topik ini bukan karena udah kebelet kepingin nikah sih, tapi karena bulan
Agustus adalah bulannya orang nikahan -_-
Menginjak usia 23 tahun sebenarnya belom
usia rawan banget sih buat menikah, Cuma ya itu.. temen-temen yang seusia saya
udah pada tancap gas. Alhasil yang tadinya santai jadi semakin ditanya kapan
nikah-kapan nikah terus menerus. Mending sih ditanya kapan nikah, yang lebih
sulit dijawab adalah ketika ditanya “udah punya calon belum?” atau “calonnya
orang mana?”. Kicep. Bingung jawabnya. Bukan bingung yang malu-malu-kucing,
tapi emang beneran bingung jawab karena enggak punya calon -_-
Sebenernya sih, perempuan seusia saya
enggak perlu khawatir untuk masalah yang seperti ini, karena senior-senior saya
aja masih banyak yang konsen ke karir. Yang tua aja belom nikah, ya ngapain
juga yang muda-muda pada buru-buru. Eh tapi memang enggak bisa dipungkiri sih,
biasanya perempuan udah menginjak usia 20-an pasti obrolan dan rumpi-annya ke
arah pernikahan dan masa depan.
Jadi inget beberapa bulan yang lalu sebelum
lengser dari dunia aktifis kampus, junior saya tiba-tiba sms dan menyerang
pertanyaan:
“Assalamualaikum
mba, mba April udah kepengen nikah ya?”
“Walaikumsalam.
Emang kenapa dek kok nanyanya begitu?”
“Hmm
anu mba ya ga apa-apa abisnya setiap saya lihat mba April ngobrol pasti bahas
tentang nikah. Mba udah punya calon?”
Jleb !
“hahaha
hmm emang gitu ya dek? Ya wajar sih dek biasanya cewe kalo udah umur 20-an mah
bahasnya pasti ga jauh-jauh dari itu hehe”
Oke fix, jangan bahas tentang saya.
Saya akan membahas sisi ke-kepo-an saya
tentang “KENAPA SIH LO NIKAH DAN NYALIP
GUE? GUE KAN JAUH LEBIH TUAAN DIKIT” halah ini sih kesensian si keyboard
laptop aja pake capslock -_-
Perkara menikah memang bisa dikatakan
sebagai bagian dari ‘magic’. Keajaiban. Dan tentu saja karena takdir Allah.
Sama halnya ketika seseorang yang hatinya sudah terpanggil untuk melaksanakan
ibadah haji, sekalipun ia kuli panggul atau sekalipun ia seorang pemulung, jika
sudah terpanggil maka haji lah ia. Seperti firman Allah, Kun Fayakun. Jadi maka
jadilah.
Yup ! sama juga kayak menikah alias nikah.
Eggak kenal umur, siapapun kalau memang jodohnya ya pasti menikah dan halal.
Jodoh di tangan Tuhan, itu betul. Tapi jodoh pun juga harus diperjuangkan.
Bukan cuma bengong nunggu jodoh tanpa usaha.
Tranding
topic ditahun ini adalah menikah di usia muda. Ya
sebenernya bukan cuma tahun ini sih, dari tahun-tahun kemarin juga nikah-muda
emang jadi ‘trendsetter’. Ya gimana enggak, ketika kita mencintai orang terus
orang yang kita cintai ternyata mencintai kita juga, kenapa mesti diputuskan
untuk berpacaran? Kalau udah siap lahir bathin, ya gaspol aja lanjut ke
pelaminan. Ya tho?
Saya sangat percaya dengan ungkapan “Jodoh
itu cerminan dari diri kita”. Sangat betul. Karena di Alquran pun sudah
tertulis bahwa laki-laki yang baik untuk wanita yang baik dan wanita yang baik
untuk laki-laki yang baik [QS. An-Nuur (24):26]
Sebenernya ini adalah salah satu teguran
untuk diri saya sendiri bahwa, ketika kita ditakdirkan tidak menikah dengan
orang yang kita cintai, ya itu karena memang pasti ada orang yang jauh lebih
baik dari si dia. Galau? Hal yang wajar. Tapi kalau galau berlarut-larut, hmm
kayak enggak punya Allah aja deh. *cermin*
Jadi, ketika (masih) ada pertanyaan: KAPAN
NIKAH?
Jawabannya: menikah adalah soal waktu.
Dimana akan ada jam dan detik yang tepat untuk sebuah kehalalan.