Ngomong-ngomong soal cita-cita, sempat agak terkekeh ketika
mengingat-ingat kembali kenangan masa kecil. Masa-masa yang penuh dengan
keluguan.
Cita-cita pertama saya dari zaman SD adalah sebagai Pegawai
Bank. Hahaha kenapa bisa begitu ya?
Mungkin karena waktu itu menurutku Pegawai Bank adalah
pekerjaan yang mengidentitaskan bahwa orang tersebut adalah orang kaya yang
banyak uang, pakaiannya rapi.
Kemudian cita-cita saya berubah setelah saya membaca buku
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Bacaan yang saya baca saat itu tentang Neil
Amstrong yang mendarat di Bulan. Sejak saat itu saya bertekad untuk menjadi
seorang Astronot.
Setelah beranjak ke usia remaja, saya memahami bahwa
cita-cita saya terlalu tinggi dan saya sadar diri. Karena menjadi seorang
Astronot bukanlah mudah, apalagi harus orang yang pandai jenius nan brilian.
Akhirnya, saya kembali ke cita-cita awal saya, Pegawai Bank.
Ketika saya beranjak ke masa kuliah, tepatnya saat PKKM yang
merupakan masih serangkaian masa-masa OSPEK KAMPUS 2010. Kala itu co-trainer
PKKM mengajukan tantangan untuk peserta PKKM agar menuliskan cita-cita sebanyak
mungkin.
1.
Psikolog
2.
Penulis
3.
Penyanyi
Cita-cita yang
sangat biasa.
Yang
saya pikirkan saat itu adalah hanya pemikiran-pemikiran yang hanya selintas
saja. Kecuali psikolog. Psikolog bukan hanya cita-cita, tapi sudah menjadi bakat
dan passion saya. Sedangkan sebagai penulis, itu hanya karena saya hobi menulis
sejak SD. Karena menulis saya mampu mengekspresikan rasa, mengekspresikan asa
(Bytheway, terima kasih untuk kakak pertama saya Karena
berkat beliau, yang kala itu saya masih SD dan ketika liburan saya dilarang
diam dan dilarang malas-malasan dirumah, menekan saya untuk selalu bergerak menulis.
Entah menulis puisi atau apapun di bebatuan depan rumah. Dan sejak saat itu
hingga kini, saya jago merangkai kata puitis.Hahaha)
Sedangkan
penyanyi, itu karena saya suka menyanyi dan tentu saja saya adalah bathroom
singer ever -_-
Lantas,
apa cita-cita saya selama ini?
Jujur
saja sampai detik ini saya tidak punya cita-cita. Hidup saya terlalu let it
flow. Terlalu mengalir.
Tapi
saya masih punya impian untuk menjadi manusia yang berguna di dunia pendidikan,
di dunia sosial masyarakat. Saya ingin menjadi manusia yang memanusiakan
manusia dan manusia memanusiakan saya.
Saya
ingin hidup untuk manusia. Hidup untuk membantu manusia. Untuk anak-anak kecil
yang saya cinta, untuk para ibu seluruh dunia, untuk orang-orang minoritas.
Tiga
hal tersebut yang masih belum saya capai.