Personal blog. Keep to be a silent reader. No bullying !

Tuesday 28 June 2016
Berlangganan

Kurindu, Lelakiku.

Katanya, satu-satunya lelaki yang tidak pernah menyakiti bagi perempuan adalah seorang Ayah.
Cinta pertamanya anak perempuan.
Namun, aku tak akan membahas soal ini.
Aku ingin mengenang sosok laki-laki yang sampai detik ini selalu kurindukan.
Laki-laki berparas cakap. Laki-laki berbadan tinggi. Laki-laki berkulit kuning. Laki-laki sholeh. Laki-laki sabar. Laki-laki mandiri. Laki-laki yang hobi shalat berjama'ah. Laki-laki yang aku cintai sepanjang hidupku.
Dia lah Bapak. Bapak Tua. Dia lah alasan mengapa aku harus berjuang. Dia lah alasan mengapa aku harus kuat berdiri diatas kakiku sendiri. Alasan mengapa aku harus mencintai semua keluarga besarku.
Dia lah alasan pertamaku untuk hidup sukses dan membahagiakan keluarga.

Mungkin sudah hampir 15 tahun, aku tak menjumpainya. Tak lagi tidur satu kasur dengannya. Tak lagi menghirup asap klobot nya.
Bapak, hingga sampai sekarang aku tetap mencintainya dan merindukannya.
Hingga sampai saat ini airmataku selalu bercucuran ketika aku merindukan bapak.
Bapak, laki-laki pertamaku yang tidak pernah menyakitiku. Laki-laki pertama yang aku cinta.

Bapak, hati ini terasa sesak jika kuingat malam idul fitri.
Malam yang indah dengan lantunan Surat Yasin yang kubacakan untukmu.
Kusaksikan detik-detik kepergianmu meninggalkan aku cucumu.
Kusaksikan wasiat terakhirmu.
Kusaksikan nafas terakhir di ujung hidupmu.
Sampai detik ini, aku masih ingat semua momen di detik-detik terakhir bapak.
Detik-detik aku memijat kaki bapak. Dan mendengarkan celoteh bapak, bahwa bapak tidak ingin meninggal lebih awal karena bapak ingin melihat pertumbuhan aku dan cucu-cucu bapak.

Bapak, bapak memang tidak pandai. Bahkan tidak bersekolah. Tapi bapak pandai menjadi Kakek terpandai untukku.
Bahwa aku menjadi seperti sekarang, semua karena Bapak dan atas nama Bapak.

Terimakasih bapak, selalu menjadi alasanku mengapa aku harus berjuang.
Terimakasih bapak, karena bapak aku berusaha menjadi cucu bapak yang tertua yang bisa diandalkan, yang bisa menguatkan, yang bisa membantu saudara, yang bisa membanggakan keluarga.
Terimakasih bapak, sampai saat ini aku masih merasakan kasih sayang bapak.

Doakan aku bapak, untuk selalu menjadi penguat dalam keluarga besar kita.
Doakan aku bapak, untuk bisa menjadi tempat yang bisa diandalkan keluarga.
Doakan aku bapak, untuk tidak lupa bersyukur.
Doakan aku bapak, untuk tidak lupa aku berasal dari mana.
Doakan aku bapak, untuk selalu rendah hati dan sabar sepertimu.
Doakan aku bapak, semoga aku menjadi anak sholeha agar aku bisa mengangkat bapak ke Syurga.

Bapak, ku rindu.
I will always love you.