Personal blog. Keep to be a silent reader. No bullying !

Wednesday 29 June 2016
Berlangganan

Per-jodoh-an

Semakin hari aku sadar bahwa aku adalah perempuan dewasa dengan usia 24 tahun.
DUA PULUH EMPAT TAHUN !
Usia yang katanya sudah cukup boleh untuk menikah dan menimang bayi.

Bergaul dan bekerja dengan ibu-ibu, membuatku berfikir jauh mengenai jawaban dari setiap pertanyaan "Bu, kapan nikah?"
Dan bergaul dengan ibu-ibu, membuat aku berfikir keras untuk menemukan jawaban dari setiap pertanyaan "Bu, mau nggak saya jodohin?".
Alamak !

"Bu, mau nggak saya jodohin sama temen saya. Kerja dia bank, teller"
"Bu, mau nggak ketemuan dengan teman saya"
"Bu, mau nggak saya jodohin dengan keponakan saya? Guru loh bu"
"Neng, siap nggak kalo ada yang khitbah tiba-tiba"

Pertanyaan-pertanyaan -entah pertanyaan atau anjuran- yang membuat aku sulit mendapatkan jawaban seperti apa yang seharusnya diutarakan.

"Ah nggak mau Bu, saya nggak mau punya suami pegawai Ba*k"
"Ya boleh kalau buat temenan nggak apa-apa, kan silaturahim mendatangkan rejeki"
"Maaf ibu, saya nggak biasa ketemuan dengan orang yang nggak saya kenal"
"Ibu maaf ya, saya orangnya nggak gaul jadi suka takut kalau ketemuan sama laki-laki yang saya nggak kenal"
"Ah jangan main ke rumah, nanti dikira ada lamaran"
"Oh gitu, iya iya"

Itu jawaban-jawaban yang aku pikirkan kata demi katanya, karena aku tak ingin menyinggung perasaan orang yang sudah baik mau menjodohkanku dengan beberapa orang laki-laki.
Entahlah, setelah ini jawaban yang seperti apa lagi yang harus kusiapkan.
Kecuali "Maaf Bu, saya sudah ada calon. Insya Allah dalam dekat ini di seriuskan. Mohon do'a ya bu".
Hehehe ... itu jurus paling jitu sepertinya.

Saya kena tulah sendiri, dulu sering bicara "cariin jodoh dong buat saya".
Giliran sudah ada, saya yang kabur.
Sampai-sampai ada salah satu ibu-ibu yang bertanya "Sebenernya Ibu udah ada calon atau belum ya?".
Aku jawab : Heheheheehehehe 😁😁😁😁 (nyengir kuda tanpa sepatah kata).

Dan kini aku sepertinya harus men-serius-kan 'tawaran-tawaran' jodoh. Siapa tahu memang benar, jodohku adalah dia yang memang benar-benar ingin menikah dan serius, bukan lagi soal kode atau apalah itu semacamnya.
Karena mencintai dan menunggu orang yang kita sendiri belum tahu apakah dia mencintai kita atau tidak, itu sama saja kita membunuh waktu kita sendiri.

Karena aku akan tidak muda lagi, mulai saat ini aku benar-benar harus mempertimbangkan perjodohan demi perjodohin ini. Daripada, orang yang di doainnya ndak maju-maju 😁
Tunggu kabar selanjutnya dari kisah perjodohanku ini yak, followers 😂