Personal blog. Keep to be a silent reader. No bullying !

Tuesday 14 June 2016
Berlangganan

Since I Found You

"Mencari-cari tambatan hati, kau sahabatku sendiri"

Satu baik lirik lagu yang ketika itu sebagian liriknya memang "ih aku banget". Ya, kadang sebuah lirik dari lagu akan bermakna ketika kita merasa bahagia mendengar lagu bahagia, merana ketika mendengar lagu melankolis nan galau.

Kali ini, topik bahasannya bukan soal lirik lagu bahagia dan galau.
Tapi tentang menemukan.

Pernahkah dirimu bertemu dengan seseorang -lelaki maupun perempuan- kemudian merasa "klik" ? Hmm mungkin bahasa kerennya "chemistry".
Aku sering mengalaminya, bahkan hanya sekedar sms-an pun aku merasakan "klik" dengan banyak beberapa orang.
Contohnya, Mbak Futya.
Kami kenal via Facebook kala itu di tahun 2009-an. Aku kelas 2 SMA dan beliau mahasiswi Kimia 2007, Universitas Jenderal Soedirman.
Lebih dari sekedar teman dunia maya, beliau adalah kakak, mbak, yang sangat penyayang. Sampai akhirnya aku mengikuti jejak kuliah di Unsoed, dan kami satu kost.
Bahkan sampai detik ini, kami masih berkomunikasi, saling curhat, saling menyemangati untuk mencari dan menunggu jodoh kami masing-masing :)

Sederhana sekali pertemuanku dengan seseorang yang tidak pernah ada hubungan darah denganku, tapi ia lebih dari sekedar senior dan kakak tingkat. Ah, semoga Allah selalu memberikan kenikmatan persaudaraan ini untuk kami berdua. Aamiin

Itu ceritaku dengan kakak-ketemu-gedek-ku.
Dan, kini aku beranikan diri untuk menulis tentang kisah penemuan (calon) tambatan hati yang kemarin sempat hilang, datang, pergi, hilang, datang lagi dan selalu seperti itu terus-menerus beberapa tahun lalu.
Perkenalkan, dia adalah sahabatku.
Sahabat seperjuangan, sahabat se-tipe, sahabat satu selera, sahabat se-pengertian.
Dia adalah sahabat dengan kemampuan pendengar yang baik. Dia sahabat yang baik, untukku dan untuk semua orang, dan semua perempuan. Jadi, dia memang baik bukan hanya untuk diriku. Catat !

Sejak pertama kali jumpa, kami selalu bahagia membahas lagu-lagu-favorit, dan kebetulan genre musik kami sama. Nyambung.
Kami selalu membahas masa-lalu, dan sama-sama berasal dari masa lalu yang kelam. Dan kami masih tetap nyambung.

Aku sangat percaya bahwa, "jodohmu adalah cerminanmu". Ya ! Dia adalah pantulanku. Persis.
Apa yang aku lihat didirinya, maka itu lah aku.

Dia adalah penemu, dan aku penemuannya.
Dia adalah seseorang yang ditemukan, dan aku penemunya.
Tetapi, ternyata menemukan penemuan bukan berarti menjadi pemilik penemu.
Kami harus berputar-putar untuk mencari siapa yang berhak memiliki penemuan-penemuan ini.

Kami masih mencari satu sama lain.
Mencari alasan, mengapa kita harus menemukan. Bukan sebagai penemu dan penemuan. Tapi sebagai perempuan dewasa, dan laki-laki dewasa.

Kami membiarkan diri untuk saling berkelana. Memilah-milih siapa yang pantas untuk menjadi rumah kami dimasing-masing diri. Karena percaya, hati tahu kemana ia akan pulang.

Dan, entah kapan waktunya (mungkin) kami akan meninggalkan satu sama lain karena pilihan masing-masing.

Sejak saat itu, sejak kujumpa dirinya, perasaan menemukan sudah ada sejak awal.

Tertanda,
Aku.