Nyatanya,
orang yang sedang bersedih adalah orang yang mendadak menjadi sastrawan.
Sastrawan melankolis. Akan pandai merangkai kata nan mendayu-dayu penuh dengan
kepedihan sampai memilukan.
Itulah
hebatnya hati yang selalu senang bermain-main lewat kata-kata. Bahwa benar
adanya, tulisan adalah bentuk pengekspresian hati.
Tuhan akan
selalu menciptakan sebab-akibat dari setiap kisah-kisah seseorang. Kisah
perjalanan panjang. Kisah penemuan.
Akhirnya, selama puluhan bulan Tuhan memberikan jawaban-Nya.
Jawaban dari setiap untaian doa-doa yang terhantar dengan rutin setiap waktu.
Menemukan jawaban dari setiap ribuan pertanyaan di dua tahun yang lalu.
Yang semula kuanggap kami serupa dan serasa, ternyata memang
sangat berbeda dalam keyakinan. Diriku salah menelaah. Dari sekian banyak
persamaan, ternyata hanya satu saja perbedaan yang rupa-rupanya tidak bisa kami
akali. Atau lebih tepat, dirimu tak bisa mengakali.
Andaikata
kami adalah manusia para pejuang tangguh
Apa yang
dianggap tabu menurut beberapa orang, akan kami perjuangkan asal mau
Mau untuk
berjuang.
Ku tahu, ada
hati lain didirimu
Dan kali ini
harapanku benar-benar patah
Tapi tidak
untuk hatiku.
Tuhan masih
punya rencana untukku, untukmu.
Entah
akhiran yang akan seperti apa dan bagaimana,
Kupercaya, keputusanmu
akan selalu tepat bila iman adalah landasanmu.
Aku, yang kau patahkan.
Jakarta, 22 September 2016