Tugasku Sudah Selesai

Hari ini akhirnya bisa aku akhiri dengan rasa ketenangan.
Arti sebuah akhir.
Mengawali untuk mengakhiri.

Entahlah mengapa aku harus diciptakan untuk selalu mendampingi seseorang sampai batas akhir, tanpa aku mendapatkan apapun.
Ah tapi setidaknya aku lega bisa menyaksikan orang-orang yang kudampingi akhirnya ia berakhir di tujuannya.
Meski bukan aku yang menikmati.

Bertahun, aku menantikan akhir dari perjalanan hidupnya.
Hari ini, aku benar-benar memastikan diri bahwa ia akan baik-baik saja dengan segala rencana hidupnya.
Meski tak sesuai dengan harapanku, tapi aku percaya ia lebih tahu apa yang harus dipilihnya.
Dan tugasku hanya mendukung dengan segala rencananya.
Bukan lagi sebagai orang yang mencintainya,
Tapi sebagai orang yang selalu mendukungnya, sedari dulu.

Bertahun-tahun harus menguatkan diri, bahwa tugasku hanya mendampingi dan mendukungnya.
Bukan untuk menjadi yang dicintainya.
Karena aku tahu, cintanya untuk yang lain.
Yang ia ingini.

Tiga kali.
Tiga kali aku mengalaminya.
Mendampingi tanpa memiliki.

Bertahun, selalu bertanya-tanya apakah aku yang ia ingini?
Bertahun-tahun, tanpa kata.
Hanya sebuah tulisan-tulisannya yang menjadi petunjukku satu-satunya.
Menyelami dan menafsirkan kalimat demi kalimatnya.
Dengan tulisan yang terakhir yang ia buat, baiklah ternyata bukan aku orangnya.

Tidak berhenti sampai disitu, meski bukan aku yang ia ingini tapi aku harus memastikan bahwa apa yang menjadi tujuannya aku harus mendukungnya apapun itu.
Sampai pada akhirnya, ia memutuskan untuk tetap berjuang dengan pilihannya.
Dan aku lega.
Aku sudah memastikan masa depannya akan baik-baik saja.

Mungkin sampai disini tugasku untuk mendampinginya.
ia sudah menemukan tujuannya.
Semoga Allah selalu disisinya untuk menguatkan dalam segala prosesnya.
Tugasku, sudah selesai :)

Mari mulai sekarang kita saling mendukung untuk setiap pilihan-pilihan yang kita buat.


Jakarta, 11 Juni 2017.